Hotline: 082130959861
Cirebon, Jawa Barat - Indonesia

Tips Budidaya Ikan Nila agar Cepat Besar dan Cepat Bertelur

Tips Budidaya Ikan Nila agar Cepat Besar dan Cepat Bertelur

Tips Budidaya Ikan Nila agar Cepat Besar dan Cepat Bertelur

Budidaya ikan nila merupakan salah satu usaha perikanan yang semakin populer di Indonesia. Ikan nila dikenal sebagai ikan air tawar yang mudah dipelihara, memiliki daya tahan tinggi, dan mampu berkembang biak dengan cepat. Permintaan pasar terhadap ikan nila juga terus meningkat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan industri kuliner. Dengan harga jual yang stabil dan teknik budidaya yang relatif sederhana, ikan nila menjadi pilihan menarik bagi pemula maupun peternak skala besar. Salah satu keunggulan ikan nila adalah pertumbuhannya yang cepat, sehingga dapat dipanen dalam waktu sekitar 4–6 bulan. Selain itu, ikan nila memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, terpal, beton, hingga sistem bioflok yang lebih modern. Dengan manajemen pakan dan perawatan yang tepat, ikan nila tidak hanya tumbuh dengan optimal, tetapi juga lebih cepat berkembang biak, sehingga hasil panen semakin melimpah.

Bagi pemula, budidaya ikan nila menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan dengan modal yang dapat disesuaikan. Proses pemeliharaannya tidak terlalu rumit, dan ketersediaan bibit ikan nila cukup luas. Sementara itu, bagi peternak skala besar, budidaya ikan nila bisa menjadi sumber pendapatan utama dengan strategi pemijahan yang baik serta penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai tips dan teknik agar ikan nila dapat tumbuh lebih cepat dan bertelur dengan optimal, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan keuntungan bagi para pembudidaya.

Persiapan Kolam

Persiapan kolam yang tepat merupakan faktor penting dalam keberhasilan budidaya ikan nila. Kolam yang baik akan mendukung pertumbuhan ikan secara optimal serta mengurangi risiko penyakit dan kematian.

1. Jenis Kolam yang Cocok untuk Budidaya Ikan Nila

Terdapat beberapa jenis kolam yang umum dalam budidaya ikan nila, masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya:

  • Kolam Tanah
    • Keunggulan: Mengandung mikroorganisme alami yang baik untuk pertumbuhan ikan, suhu air lebih stabil, biaya lebih murah.
    • Kekurangan: Risiko kebocoran lebih tinggi, lebih sulit dalam pengelolaan kualitas air.
  • Kolam Terpal
    • Keunggulan: Pembuatan lebih mudah , fleksibel dalam ukuran, lebih mudah kontrol kebersihan.
    • Kekurangan: Umur pakai terbatas, rentan terhadap sobekan atau kebocoran.
  • Kolam Beton
    • Keunggulan: Tahan lama, pembersihan mudah, tidak mudah bocor.
    • Kekurangan: Biaya pembuatan lebih mahal, suhu air cenderung lebih mudah berubah.
  • Kolam Bioflok
    • Keunggulan: Mengoptimalkan pertumbuhan ikan dengan sistem bakteri probiotik, menghemat pakan, lebih ramah lingkungan.
    • Kekurangan: Membutuhkan modal awal yang lebih besar, membutuhkan pemahaman teknis lebih dalam.

2. Pengolahan Dasar Kolam Sebelum Penebaran Benih

Sebelum penebaran benih ikan nila, perlu persiapan kolam  dengan baik untuk memastikan lingkungan yang sehat bagi ikan. Berikut adalah beberapa langkah:

  1. Pengeringan Kolam
    • Untuk kolam tanah, kolam perlu pengeringan selama 5–7 hari agar bakteri atau parasit berbahaya mati.
    • Untuk kolam terpal dan beton, cukup kuras dan pembersihan dengan air bersih sebelum diisi kembali.
  2. Pengapuran (Khusus Kolam Tanah)
    • Gunakan kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah dan membasmi organisme berbahaya.
    • Penggunaan dosis sekitar 100–200 gram per meter persegi, tergantung tingkat keasaman tanah.
  3. Pemberian Pupuk Dasar (Opsional untuk Kolam Tanah)
    • Pupuk organik (seperti kotoran ayam atau kompos) bisa untuk merangsang pertumbuhan plankton alami yang menjadi pakan tambahan bagi ikan.
  4. Pengisian Air Secara Bertahap
    • Isi kolam secara perlahan untuk menghindari pencemaran air dan mengurangi stres pada ikan saat penebaran.
    • Biarkan air mengendap selama 24 jam sebelum benih ikan nila ditebar agar kualitas air lebih stabil.

3. Kualitas Air yang Ideal untuk Ikan Nila

Ikan nila dapat tumbuh optimal dalam kondisi air yang sesuai dengan standar berikut:

  • pH air: 6,5 – 8,5 (netral hingga sedikit basa).
  • Suhu air: 25 – 30°C (suhu yang lebih rendah dapat memperlambat pertumbuhan ikan).
  • Oksigen terlarut: Minimal 3–5 mg/L untuk memastikan ikan tetap sehat.
  • Kedalaman air: Idealnya 80–120 cm agar suhu tetap stabil dan ikan dapat bergerak dengan nyaman.
  • Sirkulasi air: Pastikan ada aliran air atau aerasi yang cukup agar kadar oksigen tetap terjaga.

Dengan persiapan kolam yang baik, ikan nila akan tumbuh lebih cepat, lebih sehat, dan memiliki tingkat keberhasilan pemijahan yang lebih tinggi.

Memilih Bibit Ikan Nila yang Berkualitas

Pemilihan bibit yang berkualitas merupakan langkah awal yang sangat penting dalam budidaya ikan nila. Bibit yang baik akan lebih cepat tumbuh, memiliki daya tahan tinggi terhadap penyakit, dan menghasilkan panen yang lebih optimal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih bibit ikan nila:

1. Ciri-Ciri Benih Ikan Nila yang Sehat

Bibit ikan nila yang berkualitas memiliki beberapa karakteristik berikut:

  • Gerakan lincah dan aktif – Ikan yang sehat akan berenang dengan cepat dan responsif saat diberikan pakan atau disentuh.
  • Bentuk tubuh proporsional – Tubuhnya simetris, tidak cacat, dan tidak memiliki sirip atau ekor yang rusak.
  • Warna tubuh cerah – Ikan nila sehat memiliki warna tubuh yang cerah dan tidak pucat, menandakan kondisi fisik yang baik.
  • Tidak ada luka atau tanda penyakit – Hindari bibit yang memiliki bercak merah, luka, atau jamur di tubuhnya.
  • Daya tahan tinggi – Saat dimasukkan ke dalam air baru, ikan tidak mudah stres atau mati.

2. Ukuran Bibit yang Ideal untuk Pertumbuhan Cepat

Ukuran bibit yang dipilih sangat berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan ikan nila. Beberapa rekomendasi ukuran bibit yang ideal antara lain:

  • Ukuran 5–7 cm – Cocok untuk pembesaran ikan nila dengan tingkat kematian yang lebih rendah.
  • Ukuran seragam – Pilih bibit dengan ukuran yang hampir sama agar pertumbuhan lebih merata dan menghindari kanibalisme.
  • Minimalisasi bibit kecil atau terlalu besar – Bibit yang terlalu kecil rentan terhadap predator dan lebih mudah terserang penyakit, sedangkan bibit yang terlalu besar bisa mengalami stres saat pemindahan.

3. Sumber Pembelian Bibit yang Terpercaya

Mendapatkan bibit dari sumber yang terpercaya sangat penting untuk memastikan kualitas benih yang diperoleh. Beberapa tempat yang bisa dijadikan pilihan untuk membeli bibit ikan nila berkualitas:

  • Balai Benih Ikan (BBI) resmi – Biasanya dikelola oleh pemerintah dan menyediakan bibit unggul dengan sertifikasi yang jelas.
  • Peternak atau pembenihan ikan terpercaya – Pastikan peternak memiliki reputasi baik dan menerapkan teknik pembenihan yang sehat.
  • Toko ikan atau pasar ikan – Jika membeli dari pasar, pastikan ikan berasal dari sumber yang terpercaya dan periksa kondisi kesehatannya secara langsung.
  • Hindari membeli bibit dari tempat yang tidak jelas – Bibit dari sumber yang tidak terpercaya berisiko membawa penyakit dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah.

Dengan memilih bibit ikan nila yang berkualitas, peluang keberhasilan budidaya akan meningkat, pertumbuhan ikan lebih cepat, dan hasil panen lebih optimal.

Teknik Pemberian Pakan agar Cepat Besar

Pemberian pakan yang tepat adalah kunci utama dalam mempercepat pertumbuhan ikan nila. Selain memilih jenis pakan yang sesuai, frekuensi dan takaran pakan juga harus diperhatikan agar ikan tumbuh sehat dan efisien dalam penyerapan nutrisi.

1. Jenis Pakan Terbaik untuk Pertumbuhan Ikan Nila

Ikan nila adalah ikan omnivora yang dapat mengonsumsi berbagai jenis pakan. Berikut beberapa pilihan pakan terbaik untuk mempercepat pertumbuhan:

  • Pakan Pelet
    • Mengandung protein 25–30%, lemak, karbohidrat, dan vitamin.
    • Pilih pelet terapung agar lebih mudah dipantau konsumsinya.
    • Pelet berkualitas tinggi membantu pertumbuhan lebih cepat.
  • Pakan Fermentasi
    • Terbuat dari dedak, ampas tahu, atau bahan organik lainnya yang difermentasi.
    • Lebih mudah dicerna dan meningkatkan efisiensi pakan.
    • Meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit.
  • Pakan Tambahan Alami
    • Memperkaya nutrisi dan mengurangi ketergantungan pada pakan pelet.

2. Frekuensi dan Takaran Pemberian Pakan

Agar pertumbuhan ikan nila maksimal, pemberian pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan.

  • Frekuensi Pemberian Pakan
    • 3–4 kali sehari untuk ikan berukuran kecil (2–5 cm).
    • 2–3 kali sehari untuk ikan yang lebih besar (>5 cm).
    • Pakan diberikan pagi dan sore hari, saat ikan lebih aktif.
  • Takaran Pemberian Pakan
    • 3–5% dari bobot tubuh ikan per hari.
    • Takaran disesuaikan berdasarkan pertumbuhan ikan setiap minggu.
    • Hindari pemberian pakan berlebihan untuk mencegah sisa pakan menumpuk dan mencemari air.

3. Manfaat Tambahan Pakan Alami

Selain pelet, pemberian pakan alami dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan nila dengan biaya lebih rendah.

  • Cacing Sutra dan Cacing Tanah
    • Kaya akan protein, mempercepat pertumbuhan ikan.
    • Cocok untuk ikan nila kecil sebagai pakan alami pertama.
  • Azolla
    • Mengandung protein tinggi (25–30%).
    • Bisa digunakan sebagai pakan tambahan untuk mengurangi biaya produksi.
  • Dedaunan Hijau (Daun Kangkung, Daun Talas, Daun Pepaya)
    • Mengandung serat dan vitamin yang baik untuk pencernaan ikan.
    • Daun pepaya memiliki sifat antibakteri yang dapat meningkatkan daya tahan ikan.

Dengan kombinasi pakan yang tepat, frekuensi yang teratur, serta tambahan pakan alami, ikan nila dapat tumbuh lebih cepat dan lebih sehat, sehingga hasil panen menjadi lebih optimal.

Faktor yang Mempercepat Pemijahan Ikan Nila

Agar ikan nila cepat bertelur dan berkembang biak dengan optimal, beberapa faktor seperti pemilihan indukan, pengaturan kolam pemijahan, dan metode pemijahan harus diperhatikan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai cara mempercepat proses pemijahan ikan nila.

1. Perbedaan Jantan dan Betina yang Siap Kawin

Sebelum melakukan pemijahan, penting untuk membedakan ikan nila jantan dan betina yang sudah siap bertelur.

  • Ciri-ciri ikan nila jantan siap kawin:
    • Ukuran tubuh lebih besar berbanding betina.
    • Warna tubuh lebih cerah, terutama di bagian sirip dan ekor.
    • Ujung genital berbentuk runcing.
    • Lebih agresif dan aktif membuat sarang di dasar kolam.
  • Ciri-ciri ikan nila betina siap kawin:
    • Ukuran tubuh lebih kecil berbanding jantan.
    • Warna tubuh cenderung lebih pucat.
    • Ujung genital berbentuk bulat.
    • Perut terlihat lebih besar karena penuh telur.

Pemilihan indukan yang sehat dan berusia sekitar 5–6 bulan dengan bobot minimal 250–300 gram akan meningkatkan keberhasilan pemijahan.

2. Cara Mengatur Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan harus disiapkan dengan baik agar ikan nila dapat bertelur dengan nyaman dan meningkatkan tingkat keberhasilan pemijahan.

  • Ukuran kolam ideal: 10–50 m² dengan kedalaman 60–80 cm.
  • Rasio indukan: 1 ekor jantan untuk 3–5 ekor betina agar pemijahan lebih efektif.
  • Suhu air optimal: 26–30°C untuk meningkatkan gairah pemijahan.
  • pH air: 6,5–8,5 agar lingkungan tetap stabil.
  • Substrat dasar kolam: Tambahkan pasir atau batu kecil sebagai tempat ikan jantan membuat sarang.
  • Sirkulasi air: Pastikan ada aerasi atau aliran air yang cukup untuk menjaga kadar oksigen.

Setelah telur menetas, larva ikan nila biasanya akan berlindung di dalam mulut induk betina selama beberapa hari sebelum lepas ke perairan terbuka.

3. Teknik Pemijahan: Alami vs. Buatan

Terdapat dua metode pemijahan ikan nila, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan.

  • Pemijahan Alami
    • Indukan ikan nila kawin secara alami di dalam kolam pemijahan.
    • Jantan membuat sarang dan menarik betina untuk bertelur.
    • Setelah pembuahan, betina mengerami telur di dalam mulutnya selama 5–7 hari hingga menetas.
    • Metode ini lebih mudah dan tidak memerlukan banyak peralatan, tetapi hasil anakan lebih sedikit.
  • Pemijahan Buatan (Pembenihan Terpadu)
    • Betina yang siap bertelur pemijahan di bak khusus atau tangki terkontrol.
    • Setelah bertelur, telur diambil dan dieramkan dalam inkubator khusus dengan sirkulasi air yang baik.
    • Telur menetas menggunakan metode buatan seperti sistem hatchery untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup larva.
    • Metode ini lebih efektif untuk menghasilkan jumlah benih yang lebih banyak dalam waktu singkat.

Dengan memilih metode yang sesuai serta menjaga kondisi kolam pemijahan\ dapat berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak benih untuk budidaya.

Perawatan dan Pencegahan Penyakit pada Ikan Nila

Perawatan yang baik sangat penting untuk memastikan pertumbuhan optimal dan mencegah berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian massal. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam mencegah dan mengatasi penyakit pada ikan nila.

1. Penyakit Umum dan Cara Mengatasinya

Ikan nila rentan terhadap beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit. Berikut adalah beberapa penyakit umum yang sering menyerang  serta cara mengatasinya:

  • Columnaris (Luka dan Jamur Mulut)
    • Gejala: Luka putih di mulut, sirip rusak, tubuh berlendir.
    • Penyebab: Infeksi bakteri Flavobacterium columnare akibat kualitas air buruk.
    • Cara mengatasi:
      • Rendam ikan dalam larutan antibiotik seperti oksitetrasiklin.
      • Gunakan garam ikan (NaCl) 5–10 gram/liter untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
  • Aeromonas (Penyakit Borok/Luka Berdarah)
    • Gejala: Luka merah pada tubuh, perut membesar, ikan lemah.
    • Penyebab: Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila akibat stres dan air tercemar.
    • Cara mengatasi:
      • Berikan antibiotik seperti oksitetrasiklin melalui pakan.
      • Jaga kebersihan air dan lakukan pergantian air secara berkala.
  • Parasit Trichodina dan Ichthyophthirius (Bintik Putih/White Spot)
    • Gejala: Bintik putih di tubuh ikan, gerakan lambat, sering menggosokkan tubuh ke dasar kolam.
    • Penyebab: Serangan parasit akibat suhu air yang tidak stabil.
    • Cara mengatasi:
      • Rendam ikan dalam larutan garam (20 gram/liter) selama 15–30 menit.
      • Gunakan larutan formalin atau malachite green sesuai dosis yang dianjurkan.
  • Jamur Saprolegnia (Infeksi Jamur di Sirip dan Kulit)
    • Gejala: Muncul serabut putih seperti kapas pada tubuh ikan.
    • Penyebab: Luka pada ikan yang terinfeksi jamur akibat air kotor.
    • Cara mengatasi:
      • Rendam ikan dalam larutan metil biru atau kalium permanganat (PK).
      • Jaga kualitas air agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur.

2. Manajemen Kualitas Air untuk Mencegah Stres

Kualitas air yang buruk menjadi penyebab utama stres pada ikan, yang akhirnya membuatnya rentan terhadap penyakit. Berikut beberapa langkah untuk menjaga kualitas air yang optimal:

  • Kadar pH ideal: 6,5–8,5 untuk menjaga keseimbangan ekosistem air.
  • Suhu air optimal: 25–30°C untuk menghindari stres akibat perubahan suhu mendadak.
  • Oksigen terlarut (DO): Minimal 3–5 mg/L, gunakan aerator atau sirkulasi air jika kadar oksigen rendah.
  • Pencegahan amonia dan nitrit:
    • Jangan memberi pakan berlebihan untuk menghindari sisa pakan yang membusuk.
    • Ganti air sebanyak 10–20% setiap minggu untuk membuang zat beracun.
    • Gunakan filter atau tanaman air seperti eceng gondok untuk menyerap zat beracun.

3. Penggunaan Probiotik dan Suplemen Tambahan

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan mempercepat pertumbuhan, pemberian probiotik dan suplemen:

  • Probiotik (Bakteri Baik untuk Pencernaan & Kesehatan Air)
    • Membantu meningkatkan daya tahan ikan terhadap penyakit.
    • Mengurangi limbah organik dan menjaga kejernihan air.
    • Contoh probiotik: Lactobacillus, Bacillus subtilis, Nitrosomonas.
    • Cara penggunaan: Campur dalam pakan atau langsung tambah ke kolam.
  • Vitamin dan Mineral Tambahan
    • Vitamin C & E: Meningkatkan daya tahan tubuh ikan.
    • Kalsium & Fosfor: Memperkuat struktur tulang ikan agar tumbuh lebih cepat.
    • Cara pemberian: campur ke dalam pelet atau pakan fermentasi.
  • Pakan Herbal Alami untuk Meningkatkan Imun
    • Daun pepaya & daun singkong: Mengandung antibakteri alami.
    • Bawang putih: Mengandung allicin yang bersifat antibiotik alami.
    • Kunyit & jahe: Bersifat antiinflamasi dan membantu mencegah infeksi.
    • Cara pemberian: Dihaluskan dan campur dalam pakan ikan.

Dengan menerapkan manajemen kesehatan yang baik, menjaga kualitas air, serta memberikan suplemen yang tepat, ikan nila dapat tumbuh dengan optimal dan terhindar dari berbagai penyakit.

Panen dan Pasca Panen Ikan Nila

Panen  merupakan tahap akhir dalam budidaya yang menentukan keberhasilan usaha. Untuk mendapatkan hasil optimal, perlu waktu panen yang tepat, teknik panen yang baik, serta strategi pemasaran yang efektif agar keuntungan maksimal.

1. Waktu Ideal untuk Panen Ikan Nila

Ikan nila bisa panen setelah mencapai ukuran konsumsi. Berikut beberapa faktor yang menentukan waktu panen:

  • Usia panen: 4–6 bulan setelah tebar benih, tergantung sistem budidaya dan pemberian pakan.
  • Bobot panen ideal:
    • 300–500 gram per ekor (pasar lokal).
    • 500–800 gram per ekor (ekspor atau restoran premium).
  • Permintaan pasar: Jika harga pasar sedang tinggi, panen bisa cepat untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

2. Teknik Panen Tanpa Menyebabkan Stres pada Ikan

Panen yang tidak tepat dapat menyebabkan ikan stres, luka, dan cepat mati. Berikut adalah langkah-langkah panen yang aman:

  • Kurangi pemberian pakan 1 hari sebelum panen untuk mengurangi kotoran dalam air dan menjaga kualitas ikan.
  • Gunakan jaring bertahap (pukat tarik) agar ikan tidak saling bertabrakan atau melompat keluar.
  • Panen pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu air yang terlalu panas, yang dapat menyebabkan stres pada ikan.
  • Gunakan wadah berisi air bersih saat memindahkan ikan agar tetap segar dan tidak mengalami luka.

3. Strategi Pemasaran Hasil Panen agar Mendapat Keuntungan Maksimal

Setelah panen harus segera dipasarkan dengan strategi yang tepat untuk mendapatkan harga terbaik. Berikut ini beberapa strategi:

  • Menjual langsung ke pasar tradisional atau pengepul
    • Keuntungan: Cepat terjual tanpa perlu banyak pengemasan.
    • Kekurangan: Harga cenderung lebih rendah karena ada perantara.
  • Menjual ke restoran, hotel, atau supermarket
    • Keuntungan: Harga jual lebih tinggi.
    • Kekurangan: Harus memenuhi standar kualitas tertentu, seperti ukuran seragam dan ikan masih hidup/segar.
  • Menerapkan sistem pre-order atau kontrak dengan pembeli tetap
    • Keuntungan: Menjamin kepastian penjualan sebelum panen.
    • Kekurangan: Harus mampu memenuhi permintaan tepat waktu.
  • Mengolah ikan nila menjadi produk bernilai tambah
    • Contoh: Fillet ikan nila, abon, bakso, atau kerupuk ikan.
    • Keuntungan: Harga lebih tinggi, daya tahan lebih lama.
    • Kekurangan: Membutuhkan peralatan pengolahan dan pemasaran lebih luas.

Dengan memilih metode panen yang tepat serta strategi pemasaran yang efektif, budidaya ikan nila dapat menghasilkan keuntungan yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Budidaya ikan nila yang sukses bergantung pada beberapa faktor utama, mulai dari pemilihan bibit berkualitas, persiapan kolam yang optimal, pemberian pakan yang tepat, hingga perawatan yang baik untuk mencegah penyakit. Selain itu, untuk mempercepat pemijahan, penting untuk memahami perbedaan indukan jantan dan betina, menyediakan kolam pemijahan yang sesuai, serta memilih teknik pemijahan alami atau buatan.Dengan menerapkan strategi yang tepat agar dapat tumbuh lebih cepat dan menghasilkan panen yang melimpah. Panen yang dilakukan dengan teknik yang baik, serta strategi pemasaran yang tepat, akan memberikan keuntungan maksimal bagi peternak.

Bagi pemula, budidaya ikan nila merupakan peluang usaha yang menjanjikan. Dengan modal yang relatif terjangkau dan perawatan yang tidak terlalu sulit, siapa pun bisa memulai usaha ini. Yang terpenting adalah konsistensi, ketekunan, serta kemauan untuk terus belajar dan berinovasi. Jika pengelolaan baik, budidaya ikan nila tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga bisa menjadi sumber pangan bergizi bagi masyarakat. Jadi, jangan ragu untuk memulai! 🌱🐟🚀

 

 

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian
Shopping Cart 0

No products in the cart.